fashingnet.com-Ketika kamu menonton film, kamu pasti melihat sebuah bacaan yang bertuliskan “Telah Lulus Sensor”. Tulisan tersebut ditulis bukan tanpa alasan loh, yakni untuk memberitahu bahwa film tersebut telah diseleksi oleh Lembaga Sensor Film (LSF).
Maksudnya adalah, ketika sebuah film sudah akan naik tayang, film tersebut harus diserahkan dulu ke LSF guna menyensor adegan-adegan yang tak layak dan menentukan genre film. Biasanya film yang disensor adalah film yang berisi SARA, menyinggung kelompok tertentu, sadisme, eksploitasi seksual, dan sejenisnya. Tak hanya disensor, film tersebut bahkan bisa tak diedarkan atau ditarik dari peredaran.
Tapi ternyata ada juga loh film yang beredar dengan sensor seadanya, atau bahkan mungkin seperti tidak di sensor. Seperti film berjudul Montir-Montir Cantik terbitan tahun (1984). Lihat saja adegan-adegan pada film nya berikut ini, seperti tidak disensor bukan??
Sangat berbeda dengan sensor yang ada saat ini bukan? Bahkan kini, belahan payudara saja sudah harus disensor karena dirasa tabu.
Ternyata lolosnya adegan yang agak fulgar pada film jaman dulu bukan karena tidak adanya tim penyensor film, tapi karena pada jaman dulu, tim penyensor lebih fokus untuk menyeleksi film yang maknanya dianggap menyinggung suatu pihak terlalu frontal, sedangkan untuk gambar masih sering dimaklumi.
Lihat saja beberapa film yang tak lulus sensor pada jaman dahulu berikut ini, tidak dilihat dari gambarnya bukan..
1. Tiada Jalan Lain (1972) karena produsernya, Robby Tjahjadi, terlibat dalam kasus penyelundupan mobil mewah.
2. Romusha (1972), dianggap dapat mengganggu hubungan dengan Jepang.
3. Saidjah dan Adinda (1976), judul berubah dari Max Havelaar dan menggambarkan Max Havelaar yang berhati mulia, sementara penguasa pribumi justru menghisap rakyat.
4. Wasdri (1977), skenarionya dianggap bisa menyinggung pejabat Kejaksaan Agung, karena Wasdri, buruh angkut di Pasar Senen, Jakarta, hanya diberi upah oleh seorang istri jaksa hanya separuh dari yang biasanya ia terima.
Bandingkan dengan film yang diproduksi mulai tahun 2000an.
1. Buruan Cium Gue (2005), diprotes oleh Abdullah Gymnastiar dan Majelis Ulama Indonesia karena dianggap mengusik perasaan susila masyarakat.
2. Pocong (2006), Lembaga Sensor Film melarang film ini beredar karena dianggap sadis, menimbulkan luka lama, membawa unsur suku, agama, ras dan budaya serta pemerkosaan yang brutal.
3. Suster Keramas (2009), diprotes oleh Majelis Ulama Indonesia karena dianggap mengusik perasaan susila masyarakat.
Syukur deh, klo jaman sekarang masih banyak adegan-adegan kayak begitu yang lolos, bisa makin rusak psikologis anak bangsa. Tapi percuma sih, sekarang film porno juga udah gampang diakses oleh anak-anak. Hehehe…
Jangan Lupa Di Like Ya Gan
Judul : Film Ini di Sensor Apa Nggak Sih??
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang Film Ini di Sensor Apa Nggak Sih?? secara lengkap dan detail.