fashingnet.com-Kaum hawa menjadi objek yang kerap mendapat perlakukan tidak menyenangkan (pelecehan) karena dianggap tidak berdaya untuk melawan. Sungguh disayangkan, usaha perempuan mempercantik diri dengan riasan maupun busana, justru sering dianggap pemancing atau alasan “membenarkan” segala tindak pelecehan tersebut.
Pelecehan seksual pun menjadi masalah yang dihadapi hampir semua negara. Pelecehan seksual terjadi di belahan dunia mana pun tanpa mengenal status sosial. Menyadari hal ini mengancam kapan pun dan di mana pun, para perempuan akhirnya dituntut lebih waspada terhadap lingkungannya.
Setelah serangkaian serangan seksual mengkhawatirkan terjadi di seluruh dunia, sejumlah desainer pakaian kontemporer menciptakan variasi pakaian, yang berfungsi seperti “jubah perang”, untuk membantu melindungi perempuan. Mulai dari bra anti-perkosaan, jaket anti-pelecehan, hingga rok yang bertindak sebagai kamuflase instan bagi pemakainya. Busana-busana tersebut dirancang untuk membantu perempuan mencegah pelecehan seksual yang tidak diinginkan.
Penemuan terbaru adalah “bra listrik” rancangan tiga mahasiswa teknik India. Bra yang diberi nama Society Harnessing Equipment itu diklaim akan menghantarkan 82 sengatan listrik jika terjadi sentuhan yang tidak diinginkan. Uniknya, bra ini juga dilengkapi fitur GPS yang akan memberitahukan kepada stasiun polisi terdekat manakala terjadi pelecehan.
Manisha Mohan, yang membantu mengembangkan produk yang dirilis April lalu itu, mengatakan pakaian dalam khusus perempuan itu dirancang sebagai respons atas pemerkosaan besar-besaran yang dilakukan sebuah geng di Delhi, India tahun 2012 silam.
Siswa-siswa tersebut berpedoman pada hasil sebuah studi yang menunjukkan, buah dada perempuan adalah hal pertama yang paling mungkin diraih pelaku pelecehan.
Untuk itu, bra ciptaan mereka akan bekerja bila terjadi sentuhan di daerah dada, dan sensor dibuat untuk “mendeteksi tekanan dan remasan,” papar Mohan kepada The Times of India. Ditambahkannya, bagian dalam bra yang bersentuhan dengan kulit si pemakai sudah terisolasi dari tekanan sensor dan tidak akan merasakan sengatan.
Serupa dengan “bra listrik” itu, dua mahasiswa di National Institute of Fashion Technology India juga telah menciptakan sebuah jaket anti-pelecehan yang bekerja serupa dengan kekuatan listrik 110 volt ketika mendeteksi perlakuan yang tidak diinginkan.
Jaket ini tersedia dalam dua pilihan, denim dan akrilik. Bedanya, jika bra diaktifkan lewat sensor dan GPS, jaket ini diaktifkan lewat sebuah tombol yang ada di dekat lengan.
Di Jepang, desainer Aya Tsukioka mendesain rok berpotongan maksi yang berfungsi sebagai penyamaran dari bentuk tubuh yang sesungguhnya. Dua remaja di Swedia menciptakan ikat pinggang anti-perkosaan yang dibuat dengan mekanisme zig-zag sehingga akan menyulitkan aksi pemerkosaan.
“Berbagai hal untuk penyamaran (kamuflase) dan pelindung tubuh serta fashion ala Ninja, semua ini telah digunakan dalam peperangan—dan pemerkosaan adalah perang sehari-hari yang dihadapi perempuan. Fakta bahwa desain fashion kami mulai mencerminkan hal ini berarti kami telah menyadari betapa seriusnya masalah ini,” ungkap Shira Tarrant, wakil editor Fashion Talks 2012 kepada Daily Beast.
Selain dengan busana dan aksesoris anti-pelecehan terebut, beberapa perempuan juga memilih menggunakan alat-alat yang sifatnya praktis untuk perlindungan diri.
Mulai dari semprotan lada berbentuk lipstik, alat setrum berbentuk ponsel, hingga sisir rambut yang ternyata pisau lipat. Semua benda ini tentunya tercipta karena perasaan tidak nyaman serta ketakutan perempuan akan aksi kekerasan yang bisa datang kapan dan di mana saja. (Dailymail)
Judul : Busana Anti Pelecehan
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang Busana Anti Pelecehan secara lengkap dan detail.