• Beranda
  • Hubungi Kami
  • Pasang Iklan
  • Versi Seluler
FashingNet
  • Artis Hot
  • Alkisah
  • Dewasa
  • Extreme
  • Misteri
  • Lifestyle
  • Sepakbola
  • Teknologi
  • Unique
  • TOP10
  • Funny
Home » Artikel Alkisah » Menilik Keraton Yogya

Menilik Keraton Yogya

Berbalut surjan dan jarik, empat bupati dan wali kota Yogyakarta berjalan jongkok.  Dengan cara laku ndodok itu, mereka mendekati singgasana Sultan Hamengkubuwono X. Mengekor di belakang adik-adik Sultan dan kerabat keraton,  mereka menunggu giliran sungkeman.
“Maju,” titah Sri Sultan.
Mereka bergerak, mencium lutut Sultan. Lalu hening.
"Mundur," suara Sultan kembali terdengar. Itu tanda satu sungkeman berakhir, dan bertukar giliran. Satu per satu. Mereka menghaturkan sembah. Mencium lutut sang raja Jawa.
Digelar setiap Idul Fitri, tradisi sungkeman dimulai dua setengah abad silam, sejak Sultan Hamengkubuwono I bertahta. Ritual itu disebut Grebeg Syawal Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Yang hadir, keluarga dan abdi dalem keraton. Itu simbol hormat dan patuh kepada raja.
Bupati dan walikota? Lima pejabat teras itu memang bukan abdi dalem keraton yang bekerja untuk raja. Tak juga ada gelar bangsawan sebagai tanda kerabat keraton. Secara struktural, mereka bawahan Sultan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lantas mengapa bupati dan walikota ikut mencium lutut raja?
Seorang kerabat keraton, Heru Wahyukismoyo, mengatakan, kehadiran bupati dan wali kota di setiap Grebeg Syawal bersifat fakultatif. Bukan titah Sultan. Juga bukan kewajiban. “Mereka yang tak punya hubungan kekerabatan dengan keraton biasanya mengajukan diri  ikut sungkeman,” ujarnya.
Meleburnya para abdi republik ke dalam tradisi keraton, juga tampak pada upacara pemandian pusaka (jamasan). Soalnya, tiap  kabupaten dan kotamadya punya pusaka sendiri pemberian raja. Pusaka itu menjadi identitas daerah. Senjata ini harus dimandikan, atau dibersihkan setahun sekali. Sesuai adat keraton.
Grebeg Syawal dan Jamasan  adalah potret betapa keraton masih menjadi patokan kekuasaan politik dan budaya di Yogyakarta. Tentu, itu tak lepas dari posisi Sultan,  yang sekaligus gubernur bagi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Peperintahan Karaton
Di tengah kesibukannya sebagai gubernur pemimpin empat kabupaten dan kotamadya, Sultan Hamengkubuwono X tetap menjalankan perannya memimpin kerajaan. Sebagai raja bertahta (Ngarso Dalem), ia bertanggung  jawab menjalankan roda pemerintahan keraton (Peperintahan Karaton).
Layaknya sebuah negara, Peperintahan Karaton punya struktur birokrasi dengan tugas dan fungsi sampai ke tingkat bawah. Konsepnya semacam departemen, dan dinas dalam birokrasi modern. Lembaga pembantu Sultan ini dipegang oleh para pengageng.
Tulang punggung pemerintahan keraton ada pada di Pengageng Sri Wandowo. Itu semacam sekretariat negara. Jabatan itu kini dipegang adik kandung Sultan, Gusti Bandoro Pangeran Haryo (GBPH) Joyokusumo. Dia bertugas sebagai perantara, antara Sultan dan pengageng, atau abdi dalem lainnya di kawedanan.
Dalam memimpin keraton, Sultan tak lagi terjun langsung ke dalam rapat-rapat, atau pembahasan program. Sultan hanya memberikan persetujuan, atau instruksi. Semua titahnya dituang dalam surat keputusan (dhawuh dalem), yang ditulis dalam bahasa Jawa halus.
Dalam setahun, Sultan setidaknya membuat lebih dari tiga keputusan. Terakhir, dia menaikkan gaji dan program pendidikan bagi abdi dalem. “Segala keputusan yang diambil Sultan, akan dilaksanakan hingga tingkat bawah melalui Gusti Joyo,” kata GBPH Yudhaningrat, yang juga adik Sultan.
Walau tak terlibat langsung di rumah tangga keraton, Sultan tetap muncul pada setiap upacara besar keraton. Misalnya Grebeg Syawal dan Pisowanan Ageng. Sultan tetap menjadi simbol tertinggi keraton.
Di Peperintahan Karaton, Gusti Joyo adalah nomor satu. Dia mengendalikan sejumlah kawedanan, lembaga yang menangani aneka urusan keraton. Mulai dari perawatan museum dan benda antik, organisasi adat dan budaya Jawa, tanah, bangunan, tari, gamelan, makanan tradisional, gelar, hingga upacara kesultanan.
Setiap kawedanan punya pemimpin, kantor, dan abdi dalem. Mereka berkantor di lingkungan keraton, wajib pakai surjan, kemben, dan jarik. Sementara yang beraktivitas di luar, boleh pakai busana modern. Umumnya batik.
Abdi dalem bekerja berdasar aturan rumah tangga keraton, dan surat dawuh dalem. Sekitar 1.000 dari 3.000 abdi dalem mendapat bayaran. Kecil memang, hanya Rp5-35 ribu sebulan. Bayaran ini sebagai simbol kasih sayang raja kepada rakyatnya yang mengabdi.
"Hampir semua abdi dalem punya pekerjaan lain guna menopang ekonomi keluarga. Sebagai abdi dalem, saya bekerja setiap hari. Saya punya 12 hari untuk mengurus sawah," kata Joyo Pradata, yang menjadi abdi dalem sejak 1975.
Selain mendapat kucuran dana APBN, keraton mencukupi kebutuhan internal melalui pengelolaan aset. Ada sejumlah tanah milik keraton yang disewakan kepada masyarakat. "Pemasukan ini kemudian diolah bendahara keraton untuk rumah tangga keraton," kata Gusti Yudha. Dia tak menyebutkan berapa persisnya kebutuhan dan belanja keraton setiap tahunnya.
Kekuasaan menciut
Menilik sejarah, Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, pada mulanya, adalah negara dependen di bawah Kerajaan Belanda. Memiliki wilayah kekuasaan sendiri, sekaligus berwenang penuh mengelola sumber daya ekonomi.
Meski di bawah Sultan, pada zaman kolonial itu pemerintahan dibagi dua. Pertama, Parentah Ageng Karaton, untuk urusan domestik keraton. Kedua,  Parentah Nagari, untuk urusan luar. Dalam tugasnya, Sultan dibantu Pepatih yang dulunya adalah kepanjangan tangan Belanda.
Restorasi pemerintahan keraton terjadi pada masa Sultan Hamengkubuwono IX. Keraton memutuskan bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai konsekuensinya, administrasi keraton dijalankan berdasar peraturan daerah di Indonesia.
Parentah Ageng Keraton masih bertahan. Namun, tak lagi menyentuh ranah politik. “Jadi, bisa dikatakan kekuasan keraton menciut. Dulunya punya kekuasaan politik, layaknya sebuah negara merdeka, kini hanya berkuasa secara kultural,” kata sejarawan UGM, Djoko Suryo.
Pemerintah pusat mengakomodasi kekuasaan Sultan lewat aturan keistimewaan. Aturan ini memuat ketetapan raja bertahta sebagai kepala daerah atau gubernur. Tak seperti nasib raja-raja lain di Nusantara, Sultan masih punya jangkauan politik di kancah pemerintahan modern.
Walau Sultan punya dua kaki di pusat pemerintahan daerah dan keraton, namun tak ada struktur yang mengikat keduanya. Tiap pemerintahan berjalan sendiri. Keraton bergerak sesuai sistem tata praja. Pemerintahan daerah berjalan sesuai peraturan perundangan yang berlaku di seluruh Indonesia.
Pengamat politik lokal Universitas Gadjah Mada, Arie Dwipayana, memberi contoh menarik.
Adalah GBPH Yudhaningrat, yang hendak berkarier sebagai birokrat. Meski dia Panglima Keprajuritan Keraton, Yudhaningrat tetap melewati aturan kepegawaian. Dia lalu mendaftar sebagai calon pegawai negeri sipil.
Begitu juga soal kenaikan pangkat. Sultan tak mencampuradukkan gelar keraton dan pangkat  kepegawaian. “Buktinya, Yudhaningrat tak punya posisi penting dalam birokrasi pemerintahan,” kata Arie.
Meski demikian, tautan kultural antara sistem pemerintahan daerah dan keraton tak terhindarkan dalam konsep keistimewaan ini. Arie menyebutnya sebagai politik kebudayaan. "Politik kebudayaan ada untuk mengikat struktur politik modern ke sistem politik tradisional,“ ujarnya.
Prosesi Grebeg Syawal yang diikuti bupati dan wali kota adalah potret paling nyata. “Kalau dipikir-pikir itu kan sama saja memposisikan bupati sebagai abdi dalem,“ ujar Arie. “Dulu juga pernah ada sistem di mana setiap bupati diberi gelar KRT. Tetapi sekarang sudah tidak berlaku.”
Kini, keistimewaan yang mengakomodasi kekuasaan Sultan di struktur pemerintahan modern, itu tengah diuji di tingkat pusat. Dalam draf Rancangan Undang-undang Keistimewaan Yogyakarta, terbuka kemungkinan gubernur Yogyakarta bukan berasal dari kalangan keraton.
Jika itu terjadi, Sultan kelak hanya menjadi simbol kultural. Dengan posisi yang mungkin lebih baik dari raja-raja lain di nusantara. (Laporan Juna Sanbawa dan Fajar Sodiq, Yogyakarta
 
• VIVAnews
Ditulis oleh Eric Cantona, - Rating: 4.5
Judul : Menilik Keraton Yogya
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang Menilik Keraton Yogya secara lengkap dan detail.

Bagikan ke

Facebook Google+ Twitter

Belum ada komentar untuk "Menilik Keraton Yogya"

Post a Comment

Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Followers

Label

Artikel 10 Artikel Alkisah Artikel Artis Artikel Binatang Artikel Dewasa Artikel Extreme Artikel Lifestyle-Health Artikel Lucu Artikel Misteri Artikel News Artikel Sepakbola-Sport Artikel Teknologi Artikel Unik Budaya Cerita Dewasa Film Gadget ilustrasi Video Lucu

Arsip Blog

  • ►  2014 (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (1589)
    • ►  December (7)
    • ►  September (2)
    • ►  July (48)
    • ►  June (245)
    • ►  May (239)
    • ►  April (244)
    • ►  March (277)
    • ►  February (262)
    • ►  January (265)
  • ►  2012 (5948)
    • ►  December (325)
    • ►  November (377)
    • ►  October (540)
    • ►  September (379)
    • ►  August (386)
    • ►  July (465)
    • ►  June (534)
    • ►  May (483)
    • ►  April (658)
    • ►  March (728)
    • ►  February (531)
    • ►  January (542)
  • ►  2011 (3421)
    • ►  December (731)
    • ►  November (489)
    • ►  October (461)
    • ►  September (283)
    • ►  August (172)
    • ►  July (263)
    • ►  June (198)
    • ►  May (270)
    • ►  April (296)
    • ►  March (180)
    • ►  February (62)
    • ►  January (16)
  • ▼  2010 (179)
    • ▼  December (74)
      • Seniman Van Gogh Potong Telinga Sendiri
      • 5 Teknologi Terpanas di Tahun 2010 (II)
      • 5 Teknologi Terpanas di Tahun 2010 (I)
      • 'Duet Bachdim-Gonzales Masih Terbaik'
      • Menilik Keraton Yogya
      • Foto Heboh Syahrini Mesra dengan Bule
      • 2 Tahun, Darah Mengucur dari Mata dan Hidung
      • 6 Penemuan Paling Konyol Sepanjang Abad Ke-20
      • 2010, Tahun Mematikan, Aneh, dan Ekstrim
      • Tips Bila Mobil Anda Mogok Diterjang Banjir
      • Gadis Ini Takut 'Payudara' Diambil Eks Pacar
      • Jelajahi Lima Titik Erotis Pria
      • Amerika bikin Duplikat Ka’bah untuk dijadikan Bar..!
      • Samudera Baru akan Lahir di Afrika
      • FANTASTIS....Indonesia Juarai Googlies Award Asia ...
      • Ritual Berdarah Kaum Syiah Hari Asyura
      • Penetapan atau Pemilihan, Sultan Pilih Mana.....???
      • Emma Watson Topless Photo.....????
      • Ditemukan, Kode Rahasia di Mata Mona Lisa
      • 20 Pacar Ronaldo, Yang Super Hot & Sexy
      • Cut Tari Mengaku Ada Di Video Mesum
      • Koleksi Foto Hot Gadis Bandung
      • Jennifer Love Hewitt Topless Demi 'The Client List'
      • Justin Bieber Kencani Dua Wanita Sekaligus
      • Pamer Tubuh Demi Rebut Kursi Dewan
      • 12 Calon Ibukota Pengganti Jakarta
      • Suami Perry Tiduri 9 Wanita dalam Semalam
      • WikiLeaks Versi Indonesia Hadir
      • Penjebol Rahasia AS Akan Digelari Pahlawan?
      • Bahtera Nabi Nuh Dibuat Kembali
      • No title
      • 10 gambar adengan posisi bercinta yang paling suka...
      • Tato Emas di Gedung Tertinggi di Dunia
      • Profil Singkat 9 Pemain Naturalisasi Filipina
      • "Twitter" dengan Suara Hadir di Indonesia
      • Peneliti Temukan Planet Bertabur Berlian
      • Pose-pose Terpanas Cewek Jepang "Aki Hoshino"
      • Filipina Lawan Indonesia di Semi Final
      • Pendiri Wikileaks Dibekuk, Hacker Membalas
      • Calon Suami Gadis Ini Dulu Seorang Wanita
      • Tragis, Kematian 10 Seleb di Usia Muda ( I )
      • Tragis, Kematian 10 Seleb di Usia Muda (II)
      • Lima Kebohongan Wanita pada Pria
      • Permintaan 'Aneh' Terpidana Mati Jelang Ajal
      • 65 Tahun Hilang di Segitiga Bermuda
      • 6 Fenomena Misterius Tak Terjawab Sains
      • Irfan & Okto Akan Dipromosikan ke Eropa
      • Profil " Sang Predator El Locco Christian Gonzalez "
      • 7 Fitur Android Gingerbread
      • RIM: Masa Depan BlackBerry Ada di Tablet
      • Pertama Kali di Dunia Melahirkan di Dalam Mesin Scan.
      • Foto - Foto TKW Sakit Parah dan terlunta di Kolong...
      • Ini Dia Manusia Pertama Pengguna Kokain
      • Perempuan dengan Dua Vagina
      • 5 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Menikah
      • Ini Dia Aktris & Sutradara Terbaik FFI 2010
      • Ditemukan, Tambang Tertua di Amerika
      • Galaxy S, Ponsel Android Terlaris di AS.
      • Astaga, Bocah 10 Tahun Lahirkan Anak.
      • No title
      • Berapa Harga Tinja Panda ?? Rp 404 Juta !!!
      • Mengapa Pria Suka Berbohong
      • 10 Penyakit Misterius di Dunia
      • Kumpulan Photo Hot Pacarnya Irfan Bachdim Setengah...
      • Harta Orang Kaya No 1 Indonesia Rp100 Triliun
      • Sawit & Batu Bara, Sumber Harta Orang Kaya RI
      • Video : 5 Ujian Irfan Bacdim Untuk Bermain di Liga...
      • Betulkah Raja Yogya Monarki
      • Keindahan Awan Sebelum Badai
      • JULIAN ASSANGE Seorang Nomaden Pembocor Rahasia Dunia
      • Tanaman Ciplukan Cegah Kanker Payudara
      • Mimpi Besar Jembatan Terpanjang di Dunia
      • Ini Dia Konsep BlackBerry Masa Depan
      • Tips Cara Onani / Masturbasi Yang Aman, Sehat, Ena...
    • ►  November (102)
    • ►  October (2)
    • ►  March (1)

Rekomendasi Teman

STATISTIK

HTML hit counter - Quick-counter.net Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
Copyright © 2012 FashingNet - All Rights Reserved
Creative by Admin Fashingnet - Powered by Blogger