• Beranda
  • Hubungi Kami
  • Pasang Iklan
  • Versi Seluler
FashingNet
  • Artis Hot
  • Alkisah
  • Dewasa
  • Extreme
  • Misteri
  • Lifestyle
  • Sepakbola
  • Teknologi
  • Unique
  • TOP10
  • Funny
Home » Artikel Alkisah » Kisah Pilu Kehidupan Anak Jalanan Di Jakarta

Kisah Pilu Kehidupan Anak Jalanan Di Jakarta

fashingnet.com-Pengamen dan pengemis anak bukan pemandangan baru di Jakarta. Ada yang merasa kasihan dan prihatin, tak sedikit juga yang sinis dan tak peduli. Namun, tahukah Anda bagaimana kehidupan anak jalanan sesungguhnya? Andes Lukman dan Ajeng Pinto menelusurinya dengan terjun langsung di antara mereka.

Siang itu daerah perempatan Jatinegara, Jakarta Timur, panas terik. Tampak seorang anak lelaki berusia 8 tahun tengah asyik menyanyi sambil menepuk-nepuk tangan di sisi sebuah mobil. Tak jelas syair lagu apa yang keluar dari mulutnya. Setelah bernyanyi beberapa bait, tangannya menadah pertanda meminta uang. Dengan muka memelas ia berkata, "Buat makan dan sekolah, Bu. Minta uang," begitu katanya singkat.




Pemandangan seperti ini pasti se­ring Anda jumpai di sudut kota besar, terutama Jakarta. Tak peduli hujan atau panas, anak-anak ini tetap me­minta uang di jalanan. Timbul perta­nyaan, siapa mereka sebenarnya? Ke mana orang tua yang seharusnya bertanggung jawab atas anak-anak ini?


Penasaran dengan hal ini, beberapa waktu lalu kami menelusuri kehidupan pengemis dan pengamen anak-anak di sekitar Prumpung, Jakarta Timur. Untuk masuk ke dalam kelompok ini, Sekar harus melakukan pendekatan dengan keluarga mereka terlebih dulu. Tidak mudah, sebab anak-anak ini benar-benar tertutup dengan orang baru. Baru tanyakan soal tempat tinggal saja, anak-anak ini langsung mengernyitkan dahi. "Ada apa? Mau apa? Kenapa tanya-tanya?" cecar mereka.


Bagi anak-anak ini, tempat tinggal adalah suatu hal yang yang sangat dijaga kerahasiaannya. Pasalnya, bila sudah banyak yang mengetahui tempat tinggal, pastilah banyak orang yang akan berkunjung. "Orang" yang dimaksud di sini bukanlah orang biasa, melainkan institusi, lembaga pemerintah, hingga LSM, yang sering menjaring anak-anak dan orang tua mereka agar tak turun ke jalan lagi. Inilah yang ingin dihindari para pengamen dan pengemis jalanan.


Agar bisa berkenalan dan diterima, Sekar harus mencopot identitas wartawan. Hari pertama berkenalan dengan anak-anak ini, kami terkejut karena ternyata sebagian dari mereka mempunyai telepon selular atau ponsel. Ketika kami menanyakan nomor HP, spontan anak-anak itu menjawab, "Kosong delapan…kapan-kapan kita ke Dufan." Begitu canda mereka sambil mencibir, menggambarkan keengganan menyebut nomor.


WAJIB MENGEMIS & MENGAMEN


Seperti yang mungkin sudah diduga banyak orang, para pengemis dan pengamen anak ini sudah melupakan pendidikan. Sebenarnya ada kesempatan untuk sekolah, tapi kemauan mereka yang sudah lenyap. Ketua LSM (lembaga swadaya masyarakat) SWARA, Endang Mintarja, yang bergiat untuk anak-anak jalanan di sekitar Jakarta Timur menyebut kondisi ini sebagai titik "aman" orang tua.


Maksudnya, orang tua memang sengaja membiarkan anak-anaknya mengemis dan mengamen di jalanan. "Kenapa dibiarkan? Karena mereka juga mengambil keuntungan dari situ," katanya. Lalu mengenai pendidikan, beberapa tahun ke belakang Endang dan beberapa timnya memberikan ke­sempatan kepada anak-anak ini untuk sekolah. Masalah biaya SWARA akan berusaha membantu.


Namun kenyataannya tak banyak orang tua dan anak-anak yang tertarik dengan program ini. Mereka lebih senang di jalanan ketimbang harus duduk dan belajar di sekolah. Endang bahkan sudah mengalokasikan uang bagi anak-anak yang mau belajar. Mi­salnya, setiap hari Jumat dan Sabtu SWARA mengundang anak-anak jalanan untuk belajar di kantor SWARA di bilangan Prumpung. Bagi anak yang hadir akan diberikan uang sebesar Rp10 ribu. "Uang itu hitung-hitung sebagai ganti rugi mereka mengamen dan mengemis," tuturnya.


Ternyata cara ini pun tidak lantas membuat anak-anak tertarik untuk belajar. Ketika Sekar mengikuti kegiatan belajar ini, mayoritas dari mereka malah asyik bersenda-gurau. Misalnya ketika salah seorang guru menjelaskan tentang fungsi RW (rukun warga), tiba-tiba seorang anak langsung berteriak, "Rukun Warga tidak ada fungsinya karena masyarakat selalu berkelahi." Jawaban itu langsung diikuti gelak tawa teman-temannya.


Begitu pula ketika mereka disuruh membacakan Pancasila. Seorang anak dengan cepat langsung mengacungkan tangannya dan berdiri di antara anak-anak lainnya. "Pancasila! Satu, Ketuhanan yang Maha Esa. Dua, mari mengamen sama-sama," kata anak itu sambil tertawa terbahak-bahak. Tak ayal sang guru hanya menggeleng-gelengkan kepala. Anak-anak itu benar-benar liar dan susah diatur.


Dari 105 jumlah anak-anak jalanan di sekitar Prumpung, hanya setengahnya yang mau ikut belajar. Itu pun mereka harus dipaksa dan diming-imingi uang. Melalui program belajar inilah kami bisa berkenalan dengan F, gadis berusia 13 tahun. Di usia setua itu F masih duduk di bangku kelas 3 SD. Terkadang ia malu dengan teman-temannya yang lain karena badannya paling besar. "Harusnya kan saya sudah SMP," katanya sedih.


Keinginan F untuk belajar tidak datang secara tiba-tiba. Sebelumnya beberapa kali ia ditawari oleh tim dari SWARA untuk mendaftar sekolah, tapi tidak mau. Ia memilih untuk te­rus mengamen di jalanan. F tinggal di sebuah rumah petak di sekitar Prumpung bersama kedua orang tua dan tiga adiknya. Ayah dan ibunya adalah pedagang asongan di sekitar Jatinegara. Barang yang dijual bermacam-macam, mulai dari rokok, minuman, atau apa saja. Yang penting laku dijual.


Pendapatan bersih rata-rata kedua orang tua F hanya Rp20 ribu sehari. Uang itu harus digunakan untuk membayar sewa rumah petak seharga Rp200 ribu per bulan. Rumah itu jauh dari kesan nyaman. Ruangan yang hanya berukuran 3 x 3 meter itu digunakan untuk tidur, masak, dan tempat berkumpul. Kamar mandinya berukuran 1 x 1 meter, namun pintu untuk menutup kamar mandi hanya papan tripleks yang disandarkan. Bila akan menggunakan kamar mandi, kayu tripleks harus diangkat untuk menutup pintu. Jika sewaktu-waktu angin kencang bertiup, papan tripleks bisa terjatuh. Itu belum seberapa. Bila salah satu anggota keluarga F sedang buang air besar, baunya akan "terbang" ke sekeliling ruangan.


Sebagian besar pendapatan kedua orang tua F dari berjualan di pinggir jalan habis untuk membayar kontrak­an ala kadarnya ini. Uang yang tersisa mereka pergunakan untuk makan sehari-hari. Tentu saja tidak cukup. Itulah alasan sang ibu menyuruh F mencari uang di jalanan. Caranya? Ya, terserah. Mau mengamen atau mengemis, sang ibu tidak akan keberatan.


Malah ketika F berusia 3 tahun, sang ibu sudah membawanya berjualan di pinggir jalan sambil digendong-gendong. Tak peduli debu, terik matahari, dan hujan. Ketika sudah berusia 7 tahun, barulah F disuruh mencari uang sendiri. Setiap hari anak ini bisa me­ngantongi uang Rp10 ribu sampai Rp20 ribu dari mengamen dan mengemis. Untuk mengamen tak diperlukan keahlian apa pun. Cukup menyanyi dan bertepuk tangan, jadilah sebuah nyanyi­an. "Tak perlu merdu, yang pen­ting memelas," kata F sambil tersenyum. Uang yang ia dapat sebagian diberikan kepada orang tua. Sedangkan sebagian lagi digunakan untuk membeli aksesori, seperti gelang dan kalung.


KORBAN KEKERASAN & PELECEHAN SEKSUAL


Kedua orang tua F tak pernah menghiraukan keberadaan anaknya. Yang mereka tahu, bila tidak pulang ke rumah berarti anak ini tidur di pinggir jalan. Pergaulan F pun terbilang luar biasa. Di usia semuda itu ia sudah sering berganti-ganti pacar. Bahkan meraba-raba badan pasangan menjadi hal yang biasa baginya. Kami sempat melihat komunikasi anak ini dengan pacarnya. Bila sang pacar meledek F, anak ini tak segan-segan menempeleng kepala sang pacar. Begitu pula sebaliknya. Sang pacar sering menjambak rambut F. Menurut F, orang tuanya memang sering tak peduli pada anak. Ketidakpedulian mereka bahkan telah merenggut nyawa dua orang adiknya. Peristiwanya bermula ketika sang ibu sering membawa adik F yang nomor dua berjulalan di pinggir jalan. Alasannya klise, di rumah tidak ada yang menjaga sang anak.


Suatu hari dada si anak sesak dan sulit bernapas. Ketika dibawa ke rumah sakit, si anak dinyatakan mengalami gangguan pernapasan akut dan sulit disembuhkan. Penyebab utamanya adalah polusi karena terlalu sering mengisap debu dan asap knalpot. Nyawa si anak tak bisa tertolong dan F pun kehilangan satu adiknya. Bukannya kapok, sang ibu kembali membawa anak berjualan di pinggir jalan. Kali ini yang dibawa adalah anak ketiganya. Hanya selang satu tahun, anak ini juga meninggal. Namun sang ibu selalu mengelak kalau anaknya itu meninggal karena gangguan pernapasan akibat polusi. Menurutnya, kedua anaknya itu meninggal akibat salah minum obat.


Tak jauh berbeda dengan kehidup­an F, Aris (bukan nama sebenarnya) juga harus mencari uang di jalanan. Padahal sang ayah, M masih mampu mencarikan biaya untuk anak laki-laki berusia 8 tahun ini. M adalah penjual kerupuk keliling di sekitar Jakarta Timur. Penghasilannya per hari kurang lebih Rp50 ribu. Artinya dalam sebulan M bisa mengantongi penghasilan kurang lebih Rp1,5 juta per bulan. Kondisi keuangan yang cukup baik ini tidak lantas membuat Aris senang. Ia sama seperti anak-anak yang lain, wajib mengemis di jalanan. Bukan semata-mata karena butuh, tapi karena disuruh orang tua. Setiap hari, dari pagi sampai malam, ia harus mengemis di sekitar Jakarta Timur. Bila sekali saja tidak mencari uang, ayahnya akan memukuli Aris. Akibat terlalu sering dipukul oleh sang ayah, telinga sebelah kanannya tidak bisa berfungsi lagi. Sangat menyedihkan.


Sifat kasar sang ayah mulai muncul sejak Aris berusia 4 tahun. Saat itu M bercerai dengan istrinya gara-gara sang istri berselingkuh. Ia marah dan kesal. Semua emosi itu ia lampiaskan kepada Aris. Saat marah ia bisa berubah seperti orang kesurupan. Semua benda yang ada di sampingnya hancur berantakan. Pernah suatu ketika M tengah makan nasi hangat. Aris yang tengah ba­ngun tidur tiba-tiba menangis. Ber­ulang kali M menyuruh anak itu untuk diam tapi tak bisa. Aris malah semakin kencang menangis. Kesal mendengar hal itu, M pun melempar piring beserta nasi hangat itu ke pipi Aris. Anak itu pun pingsan dan pipinya melepuh.


Saat M menceritakan peristiwa ini, M menyuruh Aris menunjukkan bekas-bekas luka itu. Anehnya, M malah bangga karena telah berhasil membuat anak satu-satunya itu takut kepadanya. Sambil tertawa terbahak-bahak, M mempertontonkan kepada kami luka anaknya itu. Tak hanya kekerasan fisik, M juga sering mengajak anaknya ini ke tempat prostitusi di daerah Jatinegara.


Di tempat maksiat itu, Aris disuruh menunggu di luar, sementara M asyik berhubungan intim dengan wanita lain di dalam tenda. "Saya mau mengajar anak ini untuk berani," begitu alasan M saat mengajak anaknya datang ke tempat prostitusi. Tak jauh berbeda dengan cerita Aris, lelaki bernama R juga menjadi korban kekerasan. Bedanya R adalah korban kekerasan seksual. Semenjak dibuang oleh orang tuanya, R harus berjuang menyambung hidup di jalan. Semenjak usia 7 tahun ia sudah mengemis di jalan. Namun sayang, ada orang-orang usil kepada anak ini.


Setiap hari ia selalu menjadi pelampiasan nafsu laki-laki bejat. Ia juga beberapa kali pernah (maaf) disodomi. Kini R berperilaku seperti perempuan. Di usianya yang baru 13 tahun, R se­ring dipanggil banci oleh orang-orang sekitarnya. Kepalang basah, akhirnya R pun menganggap dirinya sebagai perempuan. Setiap hari ia selalu memakai celana yang berukuran pas dengan kaki. Rambutnya panjang sebahu. Tak lupa ia juga acap memakai bedak dan lipstik.


Begitulah penampilan R saat turun ke jalan untuk mengemis dan mengamen. Diam-diam seorang induk semang pelacur memperhatikan tingkah laku R ini. Suatu hari ia diculik dan dibawa ke satu tempat. Di ruangan berukuran 3 x 3 meter sudah menunggu seorang laki-laki berbadan tegap. R kaget dan tak tahu harus berbuat apa. Laki-laki itu memaksa anak ini melayani dirinya. Baru selesai laki-laki pertama, masuk lelaki kedua. Setelah itu masuk lagi yang ketiga, keempat, hingga ketujuh. R diancam. Kalau tidak mau melayani ketujuh lelaki itu, ia akan disiksa. Akhirnya anak ini pasrah dan menerima saja. Kondisi mengenaskan ini bukan cerita fiksi atau karangan. Inilah realita yang terjadi pada sebagian pengamen dan pengemis anak di ibu kota.


Rencananya, untuk mengurangi anak-anak jalanan seperti cerita di atas, para LSM akan bahu-membahu dengan pemerintah agar jumlah mereka berkurang. Targetnya, menurut Endang, pada tahun 2014 sudah tidak ada lagi anak-anak jalanan di ibu kota. "Semua orang harus mendukung program ini. Minimal sadarkan kepada mereka bahwa jalanan bukanlah dunia untuk anak-anak. Mereka berhak mendapat kehidupan yang lebih baik. Me­reka berhak bermain dan bukan disiksa atau dipaksa mencari uang di jalanan," tutupnya tegas.[menujuhijau.blogspot.com]


http://noveloke.co.cc/cooment.gif
Jangan Lupa Di Like Ya Gan
Ditulis oleh Eric Cantona, - Rating: 4.5
Judul : Kisah Pilu Kehidupan Anak Jalanan Di Jakarta
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang Kisah Pilu Kehidupan Anak Jalanan Di Jakarta secara lengkap dan detail.

Bagikan ke

Facebook Google+ Twitter

Belum ada komentar untuk "Kisah Pilu Kehidupan Anak Jalanan Di Jakarta"

Post a Comment

Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Followers

Label

Artikel 10 Artikel Alkisah Artikel Artis Artikel Binatang Artikel Dewasa Artikel Extreme Artikel Lifestyle-Health Artikel Lucu Artikel Misteri Artikel News Artikel Sepakbola-Sport Artikel Teknologi Artikel Unik Budaya Cerita Dewasa Film Gadget ilustrasi Video Lucu

Arsip Blog

  • ►  2014 (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (1589)
    • ►  December (7)
    • ►  September (2)
    • ►  July (48)
    • ►  June (245)
    • ►  May (239)
    • ►  April (244)
    • ►  March (277)
    • ►  February (262)
    • ►  January (265)
  • ►  2012 (5948)
    • ►  December (325)
    • ►  November (377)
    • ►  October (540)
    • ►  September (379)
    • ►  August (386)
    • ►  July (465)
    • ►  June (534)
    • ►  May (483)
    • ►  April (658)
    • ►  March (728)
    • ►  February (531)
    • ►  January (542)
  • ▼  2011 (3421)
    • ►  December (731)
    • ►  November (489)
    • ▼  October (461)
      • Mengungkap Kebenaran Legenda Putri Duyung Dari Mas...
      • 11 Fakta Menarik Tentang Hujan
      • 6 Kisah Kanibal Demi Mempertahankan Hidup
      • Pesona Sexy Sang Model Japanese Aya Kiguchi Sexy
      • Pesona Sexy Sang Model Lingerie II
      • Ujian Calon - Calon Pekerja Seks Komersial Kelas A...
      • Beda Negara, Beda Konsep Keperawanan
      • 9 Sniper Terbaik di Dunia
      • 9 Film Hollywood paling kontroversial
      • Cerita Haru Sepasang Kekasih
      • Wow! Cinta Laura Pesta Setan Bareng Kim Kardashian
      • Nasib Tiga Pemain Naturalisasi Gabung Timnas Tungg...
      • 6 Penyebab Mimpi Buruk
      • Pesona Sexy Sang ABG II
      • 8 Penyiar Berita Indonesia Yang Mirip Tokoh Kartun
      • 8 Tumor Paling Ganas Sepanjang Sejarah Medis
      • Gawat! Dua Ancaman Baru Hantui Laut Dunia
      • Makna Angka "666" dalam kehidupan Sehari-hari
      • Fakta Mengejutkan di Balik Orang-orang Narsis
      • Foto Mengharukan Balita 3 Tahun Merawat Ayahnya ya...
      • Pengendara Mabuk dan Bugil Tabrak 17 Mobil di Moskwa
      • Khasiat Pacar Air Untuk Nyeri Haid
      • 7 Artis Muda Indonesia Yang Sering Menjadi Fantasi...
      • Tahukah Anda, Khasiat Tersembunyi Dibalik Ceker Ay...
      • Ini Dia Raline Syah yang Menjadi Model Video klip ...
      • Anji Hamili Model Video Klipnya?
      • Pesona Sexy Sang Model Lingerie
      • Wah, Britney Spears Sudah Tak Seksi Lagi, Melar ba...
      • Bukti Ilmiah Mukjizat Nabi Musa Membelah Laut Merah
      • 9 tips alami agar Miss.V tetap kencang
      • 10 Selebrasi Unik Para Pemain Sepakbola Dunia
      • 7 Perang paling Fenomenal di Dunia
      • Kisah Masa Kecil Bung Karno Yang Bandel dan Tidak ...
      • Inilah 4 Kesalahan yang Dilakukan Ibu Tanpa Sengaja
      • Fenomena Proyek Rahasia Sekte Elit Paranormal Inte...
      • 7 Film Holywood yang Menghina Indonesia
      • Fenomena Style ABG sekarang...
      • Pesona Sexy Sang Model Putri Anggraini
      • Siapkan Pedangmu Untuk Menjelajahi Dunia Elder Scr...
      • Foto Banjir Di Bangkok [Exclusive Pics]
      • Iklan Paling Lebay yang Pernah Ada(VIDEO)
      • 7 Alasan Mengapa Sex Pra Nikah Di Larang
      • Andai Piala Dunia Tahun 2030 di Indonesia
      • Ayo Vote PULAU KOMODO.. Jangan sampai Kita Kalah s...
      • ASTAGA!! Ibu Dan Anak Melekat Hingga Mati Akibat B...
      • Kisah Tragis Briana Banks, Artis Porno Yang Mening...
      • Kisah Sunyi Sang Dewa Pencabut Nyawa,Yamadipati
      • Nokia N9 Tampil dengan Layar Lebih Jernih
      • Hattrick Van Persie Bungkam Chelsea 5-3
      • Pesona Sexy sang Model Intan Bella
      • Kisah Tragis Pemimpin Dunia ,Indira Gandhi
      • Papua Sudah Tertulis di Kitab Nagara Kertagama
      • Pesona sexy Sang Model
      • Sisi Baik Nurdin Halid Hanya dari Air Matanya
      • Ajaib..Pemuda Ini Ditemukan Hidup Setelah Terkubur...
      • iPhone Hadirkan Sistem Operasi Terbaru,IOS5
      • Cerita Lucu : Juragan Arab Mata Duitan
      • Ejakulasi Dini Pun Melanda Kaum Hawa
      • Cerita Lucu: Mahasiswa Kena Batunya
      • Kisah Pilu Kehidupan Anak Jalanan Di Jakarta
      • (Bukti Foto) Seorang Cewek Kedapatan Sedang Mencob...
      • Lekuk Sexy Model Wang Si Ping
      • Tragis...ABG-ABG Itu Dibayar Rp 100.000
      • FIFA dan AFC Sepakat Tak Akan Intervensi Konflik PSSI
      • Toko Seks Online Muslim Pertama di Dunia !
      • Iblis-Iblis Yang Mewakili 7 Dosa Manusia
      • 7 Kesalahan Yang Mengubah Sejarah
      • 13 Moment Bukti Mata Nakal Seorang Pria(FOTO)
      • Duh..Barack Obama Mesra Dengan Cewek Lain di Acara...
      • Astaga..Nenek 72 Tahun Pacari Cucu Sendiri dan Aka...
      • Pink Memang Lebih Okay...
      • 10 Buku Ini Menggunakan Sampul Kulit Manusia
      • 10 Kebohongan Media Barat Tentang Israel
      • Fans Terseksi Argentina II
      • Melihat Karakter Cowok Berdasarkan Rokoknya
      • 10 Kolam terindah dan Terunik di Dunia
      • Mengenang Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
      • (Foto-foto) Emirates, Pesawat Komersial dengan Fas...
      • 9 Mata Uang dengan Sejarah Paling Aneh yang Pernah...
      • 5 Gaun Kontroversial yang Jadi Pusat Perhatian Dunia
      • 5 Tokoh Legenda Dunia Yang Melarat Di Akhir Hidupnya
      • 5 Kebiasaan Yang Bisa Membuat Anda Terlihat Tua
      • Pahlawan Indonesia Yang Juga Diklaim Sebagai Pahla...
      • Kumpulan Aplikasi Blackberry 2011
      • 10 Cerita Joker-Batman Yang Paling Popular
      • Maha Karya Luar Biasa Dari Selembar Kertas HVS
      • Miss SPG Indonesia Celullar Show 2011
      • SPG-SPG Cantik dari Bandung
      • 10 Wanita Penemu Yang Wajib Anda Ketahui
      • Inilah Kitab Iblis yang Pernah Ditemukan oleh Manusia
      • 3 Hal Yang Dianjurkan dan Dilarang Saat Keramas
      • 10 Desain Sempurna Pada Bumi, Bukti Kesempurnaan T...
      • 10 Kejadian Heboh Karena Air Susu Ibu Yang Menjadi...
      • Guru SMP yang Sexy Dan Imoet
      • 10 Wanita NAZI yang Menjadi Pembantai Paling Sadis
      • Lomba Unik..Lomba Melepas Pakaian Laki dan Wanita ...
      • 18 Klub Resmi Ikut IPL
      • 15 Fakta Tentang Alat Kelamin Pria
      • Ingat... Rajin Minum Kopi Meminimalisir Risiko Kan...
      • Islam Sudah Ada di Amerika Jauh Sebelum Kedatangan...
    • ►  September (283)
    • ►  August (172)
    • ►  July (263)
    • ►  June (198)
    • ►  May (270)
    • ►  April (296)
    • ►  March (180)
    • ►  February (62)
    • ►  January (16)
  • ►  2010 (179)
    • ►  December (74)
    • ►  November (102)
    • ►  October (2)
    • ►  March (1)

Rekomendasi Teman

STATISTIK

HTML hit counter - Quick-counter.net Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
Copyright © 2012 FashingNet - All Rights Reserved
Creative by Admin Fashingnet - Powered by Blogger