Masyarakat Madiun antusias menonton gerhana bulan. Mereka berkumpul di alun-alun kota. Sambil menyaksikan gerhana bulan, mereka bertukar cerita, termasuk soal mitos masyarakat tentang gerhana bulan yang mulai pudar.
“Sewaktu saya masih kecil, orang-orang tua dulu menganggapnya ada buto (buta kala) yang memakan bulan dan masyarakat menabuh lumpang (tempat penumbuk dari besi) agar buto-nya cepat hilang,” tutur Suprapti, pedagang kaki lima di Alun-alun Kota Madiun, seraya melayani pembeli yang memesan makanan dan minuman untuk menghabiskan malam dengan menyaksikan fenomena gerhana bulan, Kamis dinihari, 16 Juni 2011.
Namun menurutnya, tradisi masyarakat dahulu itu sudah jarang dilakukan. Selain menabuh lumpang atau lesung, masyarakat juga punya kebiasaan lain. “Kalau dulu, perut wanita yang hamil biasa diolesi abu sisa pembakaran di dapur dengan harapan anak yang dikandung tidak dimakan atau tidak seperti buto,” ceritanya.
Pedagang kaki lima di alun-alun setempat ketiban rezeki dengan adanya fenomena gerhana bulan ini. Masyarakat yang penasaran banyak begadang untuk menyaksikan fenomana itu sambil menikmati makanan dan minuman yang dijajakan puluhan pedagang kaki lima setempat.
Puluhan masyarakat Kota Madiun sempat menyaksikan fenomena gerhana bulan yang berlangsung cukup lama. Tempo mencatat bayangan bumi mulai menutupi bulan sekitar pukul 01.20 WIB. Hingga pukul 04.00 WIB, bayangan bumi yang menutupi bulan tersebut belum hilang sepenuhnya.
“Saya sudah menunggu sejak pukul 12 malam. Seumur hidup saya baru melihat gerhana bulan kali ini,” ujar salah satu warga Kota Madiun, Arif, yang menyaksikan gerhana bulan di Alun-alun Kota Madiun hingga pukul 03.00 WIB.
Jangan Lupa Di Like Ya Gan...
http://fashingnet.blogspot.com/
Judul : Mitos Masyarakat Seputar Gerhana Bulan
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang Mitos Masyarakat Seputar Gerhana Bulan secara lengkap dan detail.