• Beranda
  • Hubungi Kami
  • Pasang Iklan
  • Versi Seluler
FashingNet
  • Artis Hot
  • Alkisah
  • Dewasa
  • Extreme
  • Misteri
  • Lifestyle
  • Sepakbola
  • Teknologi
  • Unique
  • TOP10
  • Funny
Home » Artikel Alkisah » Perjalanan Raden Ajeng Kartini (1879-1904)

Perjalanan Raden Ajeng Kartini (1879-1904)

fashingnet.com-Door Duistermis tox Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.



Raden Adjeng Kartini atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini, (Jepara, 21 April 1879 - Rembang, 17 September 1904), adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Sosroningrat, bupati Jepara. Beliau putri R.M. Sosroningrat dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Kala itu poligami adalah suatu hal yang biasa. Kartini lahir dari keluarga ningrat Jawa. Ayahnya, R.M.A.A Sosroningrat, pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Teluwakur, Jepara. Peraturan Kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupatiberisterikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Ajeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo. Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri.

Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Beliau adalah keturunan keluarga yang cerdas. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit. Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda.

Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, dimana kondisi sosial saat itu perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah. Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel(paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan).

Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat.

Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht(Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata).

Semuanya berbahasa Belanda. Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903.

Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun.

Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis. Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.


Pemikiran

Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan.

Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini menulis ide dan cita-citanya, seperti tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwendan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).

Surat-surat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar. Pada perkenalan dengan Estelle "Stella" Zeehandelaar, Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.

Pandangan-pandangan kritis lain yang diungkapkan Kartini dalam surat-suratnya adalah kritik terhadap agamanya. Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami. Ia ungkapkan juga tentang pandangan: dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. "...Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu..." Kartini juga mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami.

Bagi Kartini, lengkap sudah penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah dan tersedia untuk dimadu pula. Pada bab awal ini. Surat-surat Kartini banyak mengungkap tentang kendala-kendala yang harus dihadapi ketika bercita-cita menjadi perempuan Jawa yang lebih maju. Meski memiliki seorang ayah yang tergolong maju karena telah menyekolahkan anak-anak perempuannya meski hanya sampai umur 12 tahun, tetap saja pintu untuk ke sana tertutup.

Kartini sangat mencintai sang ayah. Namun ternyata, cinta kasih terhadap sang ayah tersebut juga pada akhirnya menjadi kendala besar dalam mewujudkan cita-cita. Sang ayah, dalam surat, juga diungkapkan begitu mengasihi Kartini. Ia disebutkan akhirnya mengizinkan Kartini untuk belajar menjadi guru di Betawi, meski sebelumnya tak mengizinkan Kartini untuk melanjutkan studi ke Belanda ataupun untuk masuk sekolah kedokteran di Betawi. Keinginan Kartini untuk melanjutkan studi-terutama ke Eropa memang diungkap dalam surat-surat. Beberapa sahabat penanya mendukung dan berupaya mewujudkan keinginan Kartini tersebut.

Dan ketika akhirnya Kartini membatalkan keinginan yang hampir terwujud tersebut, terungkap adanya kekecewaan dari sahabat-sahabat penanya. Niat dan rencana untuk belajar ke Belanda tersebut akhirnya beralih ke Betawi saja setelah dinasihati oleh Nyonya Abendanon bahwa itulah yang terbaik bagi Kartini dan adiknya Rukmini. Kemudian, pada pertengahan tahun 1903 saat berusia sekitar 24 tahun, niatan untuk melanjutkan studi menjadi guru di Betawi pun pupus.

Dalam sebuah surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini mengungkap tidak berniat lagi karena ia sudah akan menikah. "...Singkat dan pendek saja, bahwa saya tiada hendak mempergunakan kesempatan itu lagi, karena saya sudah akan kawin..." Padahal saat itu pihak departemen pengajaran Belanda sudah membuka pintu kesempatan bagi Kartini dan Rukmini untuk belajar di Betawi. Pada saat menjelang pernikahan, terdapat perubahan penilaian Kartini soal adat Jawa. Ia menjadi lebih toleran. Ia menganggap pernikahan akan membawa keuntungan tersendiri dalam mewujudkan keinginan mendirikan sekolah bagi para perempuan bumiputra kala itu.

Dalam surat-suratnya, Kartini menyebutkan bahwa sang suami tidak hanya mendukung keinginannya untuk mengembangkan ukiran Jepara dan sekolah bagi perempuan bumiputra saja, tetapi juga disebutkan agar Kartini dapat menulis sebuah buku.


Buku

Habis Gelap Terbitlah Terang Pada 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht disajikan dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka. Armijn Pane, salah seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru, tercatat sebagai salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Ia pun juga disebut-sebut sebagai Empat Saudara. Pada 1938, bukuHabis Gelap Terbitlah Terang diterbitkan kembali dalam format yang berbeda dengan buku-buku terjemahan dariDoor Duisternis Tot Licht. Buku terjemahan Armijn Pane ini dicetak sebanyak sebelas kali. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Armijn Pane menyajikan surat-surat Kartini dalam format berbeda dengan buku-buku sebelumnya.

Ia membagi kumpulan surat-surat tersebut ke dalam lima bab pembahasan. Pembagian tersebut ia lakukan untuk menunjukkan adanya tahapan atau perubahan sikap dan pemikiran Kartini selama berkorespondensi. Pada buku versi baru tersebut, Armijn Pane juga menciutkan jumlah surat Kartini. Hanya terdapat 87 surat Kartini dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang". Penyebab tidak dimuatnya keseluruhan surat yang ada dalam buku acuan Door Duisternis Tot Licht, adalah terdapat kemiripan pada beberapa surat. Alasan lain adalah untuk menjaga jalan cerita agar menjadi seperti roman.

Menurut Armijn Pane, surat-surat Kartini dapat dibaca sebagai sebuah roman kehidupan perempuan. Ini pula yang menjadi salah satu penjelasan mengapa surat-surat tersebut ia bagi ke dalam lima bab pembahasan.

Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya Surat-surat Kartini juga diterjemahkan oleh Sulastin Sutrisno. Pada mulanya Sulastin menerjemahkan Door Duisternis Tot Licht di Universitas Leiden, Belanda, saat ia melanjutkan studi di bidang sastra tahun 1972. Salah seorang dosen pembimbing di Leiden meminta Sulastin untuk menerjemahkan buku kumpulan surat Kartini tersebut. Tujuan sang dosen adalah agar Sulastin bisa menguasai bahasa Belanda dengan cukup sempurna. Kemudian, pada 1979, sebuah buku berisi terjemahan Sulastin Sutrisno versi lengkap Door Duisternis Tot Licht pun terbit. Buku kumpulan surat versi Sulastin Sutrisno terbit dengan judul Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya.

Menurut Sulastin, judul terjemahan seharusnya menurut bahasa Belanda adalah: "Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsa Jawa". Sulastin menilai, meski tertulis Jawa, yang didamba sesungguhnya oleh Kartini adalah kemajuan seluruh bangsa Indonesia. Buku terjemahan Sulastin malah ingin menyajikan lengkap surat-surat Kartini yang ada pada Door Duisternis Tot Licht. Selain diterbitkan dalam Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya, terjemahan Sulastin Sutrisno juga dipakai dalam buku Kartini, Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan Suaminya.

Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904Buku lain yang berisi terjemahan surat-surat Kartini adalah Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904. Penerjemahnya adalah Joost Coté. Ia tidak hanya menerjemahkan surat-surat yang ada dalam Door Duisternis Tot Licht versi Abendanon. Joost Cotéjuga menerjemahkan seluruh surat asli Kartini pada Nyonya Abendanon-Mandri hasil temuan terakhir. Pada buku terjemahan Joost Coté, bisa ditemukan surat-surat yang tergolong sensitif dan tidak ada dalam Door Duisternis Tot Licht versi Abendanon.

Menurut Joost Coté, seluruh pergulatan Kartini dan penghalangan pada dirinya sudah saatnya untuk diungkap. Buku Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904memuat 108 surat-surat Kartini kepada Nyonya Rosa Manuela Abendanon-Mandri dan suaminya JH Abendanon. Termasuk di dalamnya: 46 surat yang dibuat Rukmini, Kardinah, Kartinah, dan Soematrie.

Panggil Aku Kartini Saja Selain berupa kumpulan surat, bacaan yang lebih memusatkan pada pemikiran Kartini juga diterbitkan. Salah satunya adalah Panggil Aku Kartini Sajakarya Pramoedya Ananta Toer. Buku Panggil Aku Kartini Saja terlihat merupakan hasil dari pengumpulan data dari berbagai sumber oleh Pramoedya.

Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya
Akhir tahun 1987, Sulastin Sutrisno memberi gambaran baru tentang Kartini lewat buku Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya. Gambaran sebelumnya lebih banyak dibentuk dari kumpulan surat yang ditulis untuk Abendanon, diterbitkan dalam Door Duisternis Tot Licht. Kartini dihadirkan sebagai pejuang emansipasi. Dalam kumpulan itu, surat-surat Kartini selalu dipotong bagian awal dan akhir. Padahal, bagian itu menunjukkan kemesraan Kartini kepada Abendanon. Banyak hal lain yang dimunculkan kembali oleh Sulastin Sutrisno.

Aku Mau ... Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903 Sebuah buku kumpulan surat kepada Stella Zeehandelaar periode 1899-1903 diterbitkan untuk memperingati 100 tahun wafatnya. Isinya memperlihatkan wajah lain Kartini. Koleksi surat Kartini itu dikumpulkan Dr Joost Coté, diterjemahkan dengan judul Aku Mau ... Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903. "Aku Mau ..." adalah moto Kartini. Sepenggal ungkapan itu mewakili sosok yang selama ini tak pernah dilihat dan dijadikan bahan perbincangan. Kartini berbicara tentang banyak hal: sosial, budaya, agama, bahkan korupsi. Kontroversi Ada kalangan yang meragukan kebenaran surat-surat Kartini. Ada dugaan J.H. Abendanon, Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan saat itu, merekayasa surat-surat Kartini.

Kecurigaan ini timbul karena memang buku Kartini terbit saat pemerintahan kolonial Belanda menjalankan politik etis di Hindia Belanda, dan Abendanon termasuk yang berkepentingan dan mendukung politik etis. Hingga saat ini pun sebagian besar naskah asli surat tak diketahui keberadaannya. Menurut almarhum Sulastin Sutrisno, jejak keturunan J.H. Abendanon pun sukar untuk dilacak Pemerintah Belanda. Penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar juga agak diperdebatkan. Pihak yang tidak begitu menyetujui, mengusulkan agar tidak hanya merayakan Hari Kartini saja, namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.

Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya, karena masih ada pahlawan wanita lain yang tidak kalah hebat dengan Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja, melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah melingkupi perjuangan nasional.

Penghargaan Pemerintah Belanda Kartini di Belanda dijunjung tinggi sebagai pejuang emansipasi di Hindia-Belanda dulu sampai sekarang. Pemda Den Haag di tahun 2007 ini spesial menyediakan trophy Kartini untuk perorangan/organisasi di Den Haag yang berjuang dalam bidang emansipasi ala Kartini dulu. Kartini-Trophy tahun 2007 ini diberikan kepada wanita Maroko bernama Rahma El Hamdaoui yang berjuang membela emansipasi di sebuah kampung bernama Schilderswijk di Den Haag.

http://www.galaxymaya.com/2012/04/perjalanan-raden-ajeng-kartini-1879.html 
http://noveloke.co.cc/cooment.gif
Jangan Lupa Di Like Ya Gan

Ditulis oleh Eric Cantona, - Rating: 4.5
Judul : Perjalanan Raden Ajeng Kartini (1879-1904)
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang Perjalanan Raden Ajeng Kartini (1879-1904) secara lengkap dan detail.

Bagikan ke

Facebook Google+ Twitter

Belum ada komentar untuk "Perjalanan Raden Ajeng Kartini (1879-1904)"

Post a Comment

Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Followers

Label

Artikel 10 Artikel Alkisah Artikel Artis Artikel Binatang Artikel Dewasa Artikel Extreme Artikel Lifestyle-Health Artikel Lucu Artikel Misteri Artikel News Artikel Sepakbola-Sport Artikel Teknologi Artikel Unik Budaya Cerita Dewasa Film Gadget ilustrasi Video Lucu

Arsip Blog

  • ►  2014 (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (1589)
    • ►  December (7)
    • ►  September (2)
    • ►  July (48)
    • ►  June (245)
    • ►  May (239)
    • ►  April (244)
    • ►  March (277)
    • ►  February (262)
    • ►  January (265)
  • ▼  2012 (5948)
    • ►  December (325)
    • ►  November (377)
    • ►  October (540)
    • ►  September (379)
    • ►  August (386)
    • ►  July (465)
    • ►  June (534)
    • ►  May (483)
    • ▼  April (658)
      • 6 Kapal Terbesar Pemegang Record dunia
      • Spesies spesies Super Mini didunia
      • Proses Pembuatan Kepingan DVD
      • Foto Razia Pelacuran di China
      • Hiriko,Mobil Unik yang Bisa Dilipat
      • Ha? Wanita Ini Bawa Jenazah Suaminya Dengan Angkot
      • ADzero,Ponsel Unik yang Terbuat dari Bambu
      • 6 Kacang Terbaik Bagi Kesehatan
      • Kenapa Habis Makan Tidak Boleh Tidur
      • Kok Rumah Saya Dibilang Tempat Unggah Video Anggot...
      • Gaji Rp 2 Juta Bebas Pajak
      • Paha Krisdayanti Ternyata Pernah Disedot
      • Syahrini Tuntut Justin Bieber Minta Maaf Pada Indo...
      • Cewek Pakai Rok Super Mini Yang Super Cuek !
      • Di China,Bandara Sewa Cheerleaders Seksi Untuk Hib...
      • Wow,3000 Orang Menari 24 Jam di Solo
      • Inilah Alasan Di Larang Telepon di Pom Bensin [Ful...
      • YUMIKO ZHENG XI YI Celananya Melorot
      • Karya Seni yang Sungguh Aneh
      • 5 Bank Tertua Di Dunia
      • Interkom Canggih Untuk Para Bikers
      • FOTO: Anggota DPR Asyik Belanja di Jerman
      • Analisa Hubungan Berdasarkan Cara Pegangan Tangan
      • Wow, Pemuda ini Bermeditasi Selama 6 tahun, Tanpa ...
      • Sakit Hati Diselingkuhi Pacar, Boan Sebar Foto Mes...
      • Pemain Pelita Jaya Walk Out, Arema Menang 3-2
      • Prediksi Skor Real Madrid vs Sevilla 29 April 2012
      • Wigan vs Newcastle: Kalah 4-0, The Magpies Teranca...
      • Stoke City vs Arsenal: Seri 1-1, The Gunners Aman ...
      • Ines Putri Dinobatkan Jadi Miss Indonesia 2012
      • Mahasiswi Seksi Melakukan Apa Saja Untuk Lulus
      • Sejarah Dunia Yang Dirahasiakan
      • 10 Teori Konspirasi Terbesar di Dunia
      • Barcelona Sambangi Thailand
      • Cara Hentikan Kebiasaan Membandingkan Diri dengan ...
      • Gadis Ini Jual Rambutnya Demi Beli Rumah
      • Cewek Memperkosa Cowok dengan Cara Yang Aneh
      • 10 Ekskkusi Mati Mengerikan Yang Pernah ada
      • Dahlan Iskan dan Kisah Karyawannya
      • Wow...Di Jember ada Wah! Ikan Ajaib Bisa Berbicara...
      • Amel Model Sexy Full Pict
      • Kereta Api Cepat Ferrari Siap Dioperasikan Hari Ini
      • Justin Bieber Menghina Indonesia
      • Inilah Taktik Perang Paling Unik dan Gila
      • Demi Go International, Nikita Mirzani Mau Tampil d...
      • Tips Nyaman Nonton Konser Super Junior
      • Wapres Boediono Permasalahkan Suara Adzan yang Ter...
      • 'Servis' PSK Tak Memuaskan, Pelanggan Tikam Mucikari
      • Si Cantik Istri Marinir Tewas Mengenaskan Usai Min...
      • Artis P*rno termahal 2012 Terbaru
      • Parkiran Paling Canggih Di Dunia
      • Kreatif !! Sawah Disulap Jadi Lukisan di Jepang !!
      • Daftar Harga Berbagai Jenis Organ Tubuh di Pasar G...
      • Di tahan KPK, Angie: Lillahitaala
      • 4 Hal Penghalang Orgasme Wanita
      • Most Beautiful Woman Versi Majalah People
      • 10 Hewan Paling Jorok di Dunia (hati-hati muntah a...
      • Kenapa ya gan!! Cowok Juga Punya Puting Susu
      • Ramadhan Pohan: 5 Pemain ISL Siap Gabung Timnas
      • Pernahkah Kalian Dicintai seseorang seperti ini? [...
      • Foto Beckham Kepergok Victoria Saat Dia Melihat Ce...
      • Misteri dan Kisah Tentang Sumpah Pocong
      • Bercinta dengan Mayat dilegalkan Mesir
      • Duh Tante....Kok Gemesin seh.....
      • 2012, Masa Paling Sakral dan Berbahaya?
      • Ariel Gemetaran Nyanyikan Dara
      • Ini Dia Lagu-lagu Andalan Indonesian Idol Nanti Malam
      • Bobotoh: Lawan Persipura Kalah, Pecat Semua
      • Pose Guru SD di Majalah Porno Yang Bikin Heboh
      • (Mirror) “Angie, Jangan Lupa Bawa Pil Anti Hamil Ya…”
      • Penyanyi Dangdut Putri Kayang Ditangkap Polisi, Ba...
      • Penampilan SPG Korea yang S3ksi dan Sadis
      • Ternyata Penghasilan Tukul Arwana 1/2 Gaji Beckham
      • Ini Cara Membuat Pria Bergairah Untuk Bercinta Han...
      • Ini Daftar Artis Paling Hot di Instagram (Foto)
      • BNP2TKI: Tiga TKI Dihujani Peluru oleh Lima Polisi...
      • Antara Messi, Ronaldo dan penalti
      • 6 Alasan untuk tinggalkan BlackBerry
      • Senjata Canggih yang Hanya Bisa Digunakan 'Majikan...
      • Tante cantik bak ABG
      • 'Jenis Kelamin Kami Berubah Tiap jam'
      • Dibalik Situs Porno Video Anggota DPR kilikitik.ne...
      • Justin Bieber Sebut Indonesia Negara Antah Berantah
      • Ini Organ Tubuh TKI yang Diduga Dijual di Malaysia
      • Inilah Bahan Pemutih Yang Merusak Kulit
      • Edan! Menyelundupkan Shabu dalam Kaligrafi ( Pic )
      • Indonesia Masuk Daftar Negara dengan Internet Lambat
      • Memilukan! Anjing Jantan Ini Terus Menunggui Anjin...
      • Ternyata Makan Sambil Minum Air Putih Itu Berbahaya
      • Body Tante yang Bikin Berondong Mupeng
      • Dicurigai Bawa Ganja, Paris Hilton Ngamuk
      • Kereeen..Tato "Tangan Terminator" Super Nyata Kary...
      • Sushi ini Bisa Menyala Dalam Gelap
      • Kopimisme, Agama Baru Dari Swedia
      • Akibat Pemanasan Global Patung Liberty
      • Wow..Anak Kecil Berhasil Ciptakan Motor 1600cc
      • Foto FotoTentara Amerika Paling Kocak dan Gokil
      • Usia di Atas 20, Bisakah Tinggi Bertambah?
      • Buku Jadi Karya Seni yang Mengagumkan
      • Wah, Ada Tas Berubah Fungsi Jadi Helm Pelindung Gempa
    • ►  March (728)
    • ►  February (531)
    • ►  January (542)
  • ►  2011 (3421)
    • ►  December (731)
    • ►  November (489)
    • ►  October (461)
    • ►  September (283)
    • ►  August (172)
    • ►  July (263)
    • ►  June (198)
    • ►  May (270)
    • ►  April (296)
    • ►  March (180)
    • ►  February (62)
    • ►  January (16)
  • ►  2010 (179)
    • ►  December (74)
    • ►  November (102)
    • ►  October (2)
    • ►  March (1)

Rekomendasi Teman

STATISTIK

HTML hit counter - Quick-counter.net Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
Copyright © 2012 FashingNet - All Rights Reserved
Creative by Admin Fashingnet - Powered by Blogger