fashingnet.com-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan tranformasi Indonesia belum selesai. Menurut dia, Indonesia telah melewati berbagai macam persoalan, namun semua itu berkat pertolongan Tuhan Yang Maha Esa, semua persoalaan bisa dilewatinya.
“Sesungguhnya, sebagamana kita ketahui bersama, setelah Indoensia mengalami krisis yang luar biasa padat pada 1998 lalu, kita telah mulai membangun kehidupan babak baru dalam bangsa kita. Kita sejatinya dalam sebuah transfromasi bukan hanya reformasi.
Kita masih ingat saat itu tahun-tahun pertama melakukan reformasi, penuh semangat yang meluap-luap, kita ingin melakukan perubahan yang radikal, cepat dan besar-besaran,” kata SBY saat Silaturahim dan buka puasa bersama dengan para pimpinan lembaga negara, duta besar negara islam, menteri Kabinet Indonesia Bersatu ke-2, kepala lembaga pemerintah non kementerian, pimpinan TNI/Polri, dan pejabat eselon 1 kementerian serta direktur BUMN di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (24/7/2012).
Sementara itu, dia melanjutkan, seperti diketahui secara sosiologis, sambung SBY, sebuah transformasi dalam lingkup yang sangat besar selalu ada. Ini merupakan bagian dari yang tidak terpisahkan, yang disebut instabilitas, kegamagan, konflik, dan perpecahan. Bahkan ramalan yang sangat menghebohkan tentang bubarnya Indonesia bisa dilewati.
“Kita juga ingat di masa yang sulit saat itu ada prahara disorder dan negara kita diramalkan akan bubar seperti bubarnya negara-negara di Balkan. Allah maha besar, dan kita segera sadar, apapun yang terjadi negara kita Pancasila dan NKRI, dengan UUD dan Bhineka Tunggal Ika tidak boleh bubar. Boleh ada perubahan, reformasi, tapi tidak boleh merubah fundamental konsesus, yaitu pancasila , NKRI, UUD, Bhineka Tunggal Ika. Alhamdulillah sebagai sebuah flash back dengan pertolongan Allah SWT selamatlah negara kita. Dan kita bersyukur dan bersyukur kehadirat Allah SWT,” jelasnya.
SBY menjelaskan, bahwa transformasi Indonesia terus berlanjut dalam berbagai sektor. Seperti, target ekonomi semakin kuat dan berkeadilan, politik dan demokrasi semakin matang dan peradabannya semakin unggul.
“Transfromasi yang kita lakukan masih belum selesai, masih terus berlanjut. Kita ingin di pertengahan abad 21 ini, Indonesia bisa menjadi bukan hanya emerging economy, sebutan yang akhir-akhir ini diberikan Indonesia di era G20, tetapi kita juga Indonesia ingin menjadikan ekonominya kuat dan berkeadilan. Yang politik dan demokrasinya matang dan stabil. Yang peradabannya makin unggul dan maju,” ungkapnya.
SBY mengajak agar semua pihak memahami bahwa transformasi merupakan sebuah proses yang memerlukan waktu panjang. Dia juga mengajak agar belajar pada proses yang dilalui oleh negara maju, yang dinamika dalam perjalanan selalu ada.
“Oleh karena itu marilah pada kesempatan yang baik ini kita sama-sama memahami dan menyadari bahwa transfromasi itu sebuah proses. Transformasi itu adalah proses yang memerlukan waktu yang cukup panjang. Marilah kita belajar dari pengalaman-pengalaman negara lain yang telah maju.
Dalam proses itu selalu ada dinamikan, pasang surut bahkan keadaan jatuh bangun dari sebuah kehidupan yang sedang melaksanakan transfromasi. Jangankan Indonesia yang mengalami negara berkembang, yang negara-negara maju saja yang sudah ratusan tahun sebelumnya seperti AS, Eropa, dan Jepang, mereka juga tiba-tiba mengalami krisis ekonomi, sosial, dan politik, tentu degan skala dan intensitas yang berbeda-beda,” jelasnya.
Keadaan Indonesia saat ini semakin kuat dan stabil, karena itu SBY mengajak seluruh tamu undangan untuk melakukan tiga hal.
“Pertama, mari kita senantiasa bersyukur atas apa yang kita capai dan hasilkan. Kedua, mari kita terus bersatu dan berikhtiar untuk bekerja keras untuk mencapai apa yang belum kita capai. Ketiga, kita harus tetap sabar manakala kita menghadapi ujian dan cobaan, karena negara kita memang sedang mengalami transfromasi, cobaan fundamental yang sangat besar,” pungkasnya.
Acara ini dawali dengan pembacaan surat al baqarah ayat 183-185, oleh Abdullah Sengkang. Lalu dilanjutkan sambutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan ceramah agama dengan tema sabar, syukur, dan ikhtiar yang disampaikan oleh Wakil Menteri Agama Prof Dr Nasaruddin Umar. Acara Ditutup dengan doa oleh ketua NU, KH Said Agil Siradj. Setelah menikmati ta’jil, seluruh undangan langsung melaksnakan Shalat Maghrib berjamaah dengan imam, KH Tajuddin Hasan.
Jangan Lupa Di Like Ya Gan