fashingnet.com-Pekanbaru, Pendidikan seks sering ditentang untuk diterapkan di sekolah-sekolah formal karena dianggap terlalu vulgar dan dapat menyesatkan anak-anak. Tapi sebuah pondok pesantren di Pekanbaru memberikan pendidikan tersebut. Bagaimana caranya?
Pendidikan seks menjadi salah satu ekstrakurikuler yang diberikan di Pondok Pesantren Barussalam Pekanbaru. Materi yang diberikan seputar pengetahuan kesehatan reproduksi remaja, HIV-AIDS, Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), hingga konseling seputar masalah remaja, yang diberikan melalui Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R).
"Awal berdiri PIK-R Babussalam ini sejak tahun 2008. Tapi sempat vakum dan mulai tumbuh lagi tahun ini. Namanya Starteen (Smart, Creative, Cheerful and Teenager)," jelas Joko Pujiono, Bagian Program Pusat Pengkajian dan Pengembang PKBI Pekanbaru, yang juga menjadi pembimbing di PIK-R Babussalam, saat ditemui di Pondok Pesantren Babussalam, Pekanbaru, Rabu (13/2/2013).
Ada sekitar 28 anak SMA kelas 1 dan 2 yang menjadi anggota PIK-R di Ponpes Babussalam, dengan 4 orang pendidik sebaya dan konselor sebaya.
Karena diterapkan di sebuah pondok pesantren, tentu pendidikan yang diberikan harus berdasarkan aturan-aturan yang berlaku. Salah satunya, ada beberapa materi yang diberikan pada kelas terpisah antara laki-laki dan perempuan.
"Ada materi khusus yang dipisahkan, misalnya tentang seksualitas. Mengajarkan bentuk alat reproduksi pria dan wanita. Pondok pesantren kan nggak bisa terlalu vulgar. Jadi kelasnya dipisah (antara laki-laki dan perempuan) dengan pengajar juga berbeda. Tapi materi yang diberikan tetap sama," lanjut Joko.
Pemisahan kelas ini juga dimaksudkan agar para siswa bisa lebih terbuka dengan konselor dan pembimbingnya masing-masing, karena berjenis kelamin sama.
Menurut Joko, kegiatan PIK-R dilakukan seminggu sekali, yang dilakukan usai sholat Ashar (sekitar jam 3-4) hingga sebelum sholat Magrib (sekitar jam 6).
Tapi di luar jam kegiatan formal, para anggota atau adik-adik yang memiliki masalah, masih bisa melakukan konsultasi atau curhat dengan konselor. Para konselor yang sudah terlatih dan biasanya juga sebaya, mengaku siap melayani teman-temannya yang ingin berkonsultasi.
Menurut seorang konselor wanita, Lady Chintia Pratiwi (16 tahun), masalah yang paling banyak dikonsultasikan oleh anggota PIK-R adalah seputar pacaran, yang merupakan masalah paling umum di kalangan remaja.
"Beruntung dapat ilmu dan bisa membimbing adik-adik juga, terutama tentang seksualitas," tutur Lady, yang siap menjadi konselor dan tempat curhat bagi teman-temannya di Ponpes Babussalam selama 24 jam.
PIK-R merupakan salah satu program binaan dari BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) melalui PKBR (Persiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja) atau yang sekarang banyak dikenal dengan program GenRe (Generasi Berencana).
Program ini juga bermitra dengan PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia). Salah tujuannya adalah menurunkan angka perkawinan dini di Indonesia yang jumlahnya terus meningkat.
Selain itu juga untuk mencegah penularan HIV-AIDS di kalangan remaja, mencegah seks pranikah, serta menghindari kenakalan remaja lainnya.
Jangan Lupa Di Like Ya Gan
Judul : Melongok Pendidikan Seks di Pondok Pesantren Riau
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang Melongok Pendidikan Seks di Pondok Pesantren Riau secara lengkap dan detail.