Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana menaikkan status Gunung Dieng yang semula berstatus waspada menjadi siaga, Minggu, 29 Mei 2011 malam. Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Surono, perubahan status ini dikarenakan aktivitas Dieng mulai tinggi sejak Minggu siang. Aktivitas itu juga disertai munculnya gas beracun.
Pegunungan Dieng yang berada di wilayah Kabupaten Batang, Banjar Negara, dan Wonosobo memiliki enam kawah, yakni Sileri, Sinila, Siglagah, Condrodimuko, Sikidang, dan Timbang. Erupsi tahun ini terjadi di Kawah Timbang yang berada di wilayah Kabupaten Banjarnegara. "Aliran gas mengalir sejauh 50 meter ke arah selatan," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Senin, 30 Mei 2011.
Meningkatnya aktivitas Gunung Dieng yang disertai keluarnya gas beracun kali ini mengingatkan pada peristiwa yang terjadi pada 1979. Pada erupsi tahun itu, gas beracun yang dikeluarkan gunung ini menewaskan 149 orang.
Kompleks Gunung Berapi Dieng terletak di dataran tinggi Jawa Tengah. Selama beberapa abad, aktivitas gunung berapi di Dieng didominasi oleh letusan freatik dan aktivitas panas bumi (fumarol, solfataras, kolam lumpur, sumber air panas).
Gunung Dieng terkenal karena pelepasan karbon dioksida yang kadang-kadang menyebabkan kematian bagi penduduk. Emisi karbon dioksida dapat merusak vegetasi sekitarnya dan masyarakat setempat mengetahui "lembah kematian".
Pada Januari 2009, erupsi terjadi. Status Gunung Dieng dinaikan dari tingkat I ke siaga II setelah dua letusan freatik terjadi.
Pada Maret 1992, emisi gas beracun yang keluar dari Kawah Sikidang membunuh satu orang.
Yang paling mematikan adalah letusan 1979. Pada tahun ini, emisi karbon dioksida yang menyertai letusan freatik (letusan yang disebabkan pemanasan air di bawah tanah) menewaskan 149 orang.
Pada 1944, Gunung Dieng kembali meletus. Hujan abu dan lumpur terjadi di Desa Kepakisan, Sekalem, Sidolok, Pagerkandang, Djawera, dan Kepakisan-lor hingga gelap pekat. Setidaknya 59 orang tewas, 38 orang luka (sebagian luka bakar), dan 55 orang menghilang.
Sedangkan 1939, erupsi freatik terjadi. Retakan membentuk lereng dan menghasilkan pancaran lumpur.
Selebihnya, erupsi juga terjadi pada 1943, 1939, 1928, 1883-84, 1847, 1826, 1825, 1786, 1776, dan 1375.
http://www.tempointeraktif.com/hg/jogja/2011/05/30/brk,20110530-337585,id.html
Jangan Lupa Di Like Ya Gan...
Judul : Jejak Letusan Dieng dari Masa ke Masa
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang Jejak Letusan Dieng dari Masa ke Masa secara lengkap dan detail.