fashingnet.com-Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo setiap hari blusukan melakukan inspeksi mendadak ke pasar dan fasilitas umum. Dulu, Presiden Soekarno pun sering melakukan inspeksi mendadak ke pasar dan ke tengah masyarakat. Bung Karno memang senang berada di antara rakyat jelata. Dia sangat menikmati pembicaraan dengan rakyat jelata.
Kata-kata apa kabar? Berapa anakmu? akan terlontar akrab dari mulut sang Presiden.
Namun seringkali sidak di keramaian ini tak berlangsung mulus. Biasanya Bung Karno melakukan penyamaran alias incognito. Tapi beberapa kali dia melakukan peninjauan resmi. Nah, yang bikin repot adalah saat orang-orang tahu kalau hadir Presiden Soekarno di tengah-tengah mereka.
Seluruh isi pasar akan mengelilingi dan mengelu-elukan Soekarno. Dia akan dikerumuni ribuan orang. Tentu hal ini malah merusak niat Soekarno untuk melakukan sidak.
Permasalahan distribusi bahan bakar minyak pun jadi perhatian serius Soekarno. Terutama pada periode 1960an, saat ekonomi Indonesia sedang terpuruk. Tengah malam Soekarno masih melakukan sidak.
Tanggal 4 Agustus 1965 tengah malam, Soekarno sengaja meninjau depo minyak Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara. Saat itu dia hanya ditemani pengawal pribadinya Mangil Martowidjojo dan sopir yang mengendarai VW Kodok. Soekarno juga mengajak Wakil Perdana Menteri II Bidang Ekonomi Chaerul Saleh yang mengendarai mobil terpisah.
Hal itu dikisahkan Mangil dalam buku Gerakan 30 September, Pelaku, Pahlawan dan Petualang yang ditulis Julius Pour dan diterbitkan Kompas.
"Begitu sampai di lokasi, Bapak sangat marah setelah melihat sistem distribusi amburadul serta petugas tidak becus," beber Mangil.
Soekarno pun memarahi Chaerul Saleh. Dia meninggalkan pejabat negara itu di Plumpang karena kesal.
Kemudian Soekarno dan Mangil pergi mencari makanan. Hanya ada sebuah warung sate kambing yang masih buka tengah malam di Cilincing. Soekarno pun memakan sate itu dengan lahap karena belum makan sejak dari istana.
Keesokan harinya Soekarno muntah-muntah di istana saat sarapan. Inilah buntut sidaknya semalam.
Sakitnya Soekarno bukan sembarang sakit. Konon hal ini yang kemudian mendorong Ketua CC PKI DN Aidit untuk bergerak cepat mendahului Angkatan Darat. Aidit takut Soekarno meninggal lebih dulu sebelum PKI siap bergerak. Jika Soekarno meninggal, tak ada yang akan mencegah AD menghancurkan PKI. Maka meletuslah Peristiwa 30 September 1965 yang memutar balik seluruh tatanan politik Indonesia.
Sidak Soekarno rupanya berujung panjang.
Jangan Lupa Di Like Ya Gan
Agen Poker Online Agen Judi Online Agen Poker Online Agen Poker Agen Casino Online
Judul : Sidak Pasar dan BBM ala Presiden Soekarno
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang Sidak Pasar dan BBM ala Presiden Soekarno secara lengkap dan detail.