fashingnet.com-Berbicara tentang moral dan perilaku manusia saat ini, tidak lepas dengan kejahatan yang terjadi di sekitar. Mungkin Anda pernah dirampok, dicuri atau mungkin diganggu kelompok lainnya.
Lalu kemudian mengapa di saat dewasa seseorang bisa bertindak nekat. Pernahkah Anda berpikir kalau manusia itu sudah memiliki sifat buruk (seperti setan) sejak lahir?. Seperti dikutip Listverse, Jumat (24/5/2013), 10 hal ini mungkin bisa membuka mata Anda
1. Perang yang tiada henti
Pada 2012, seorang profesor dari Harvard University menulis sebuah buku yang kontroversial. Buku ini berisikan perbedaan perilaku orang-orang modern dibandingkan dengan zaman nenek moyangnya.
Pada sebuah halaman Ia menuliskan abad ke-20 adalah waktu 'berdarah'. Waktu paling kejam dalam sejarah, penuh dengan perang tak berujung dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurut War Memorial Polynational ada 237 perang antara tahun 1900 hingga hari ini, dimulai dengan Pemberontakan Boxer dan hingga saat ini perang di Afghanistan.
2. Terlalu banyak ekspos internet
Tidak perlu banyak ekspos online yang menyebabkan semua orang bebas berkomentar. Bukan hanya itu, teknologi juga bisa memprovokasi Anda melalui foto yang kirim ke orang lain.
Saat ini banyak orang memiliki banyak kemarahan terpendam dan internet adalah tempat yang aman untuk melepaskan itu. Dan Ilmuwan di Amerika mengklaim ini karena antarmanusia kurang kontak mata.
3. Seperti simpanse
Dr Christopher Ryan, penulis buku Sex at Dawn, cenderung berpikir kalau manusia memiliki banyak kesamaan dengan simpanse. dalam studinya, ia pernah menayangkan video perusakan bumi. Dan manusia dan simpanse memiliki reaksi yang sama.
Namun apa mau manusia disamakan dengan simpanse? Sekarang manusia sepertinya lebih memilih gencatan senjata dibandingkan perdamaian.
4. Berani 'keroyokan'
Antropolog mengatakan dua pertiga dari masyarakat modern, mengobarkan perang suku. Dan parahnya, negara akan kehilangan penduduk sekitar 0,5 persen akibat perang suku. Bayangkan jika ini terjadi di Indonesia terus menerus. Indonesia memiliki banyak suku. Yang lebih buruk adalah tingkat pembunuhan yang tinggi akibat provokasi berlebihan sejumlah kelompok.
5. Gen prajurit
Ada beberapa orang yang memiliki gen prajurit. Gen ini secara teknis dikenal sebagai monoamine oxidase A (MAOA), dan menariknya, orang-orang yang memiliki gen MAOA berperforma rendah lebih rentan terhadap agresi dan perilaku kekerasan.
Kebetulan, wanita cenderung memiliki gen tersebut karena perempuan memiliki dua salinan dari kromosom X (di mana MAOA dilakukan).
6. Kekerasan sebagai hiburan
Daya tarik hiburan tidak lepas dari kekerasan. Dengan melihat televisi atau bermain game, mungkin kita tertarik pada kekerasan. Seperti mendapat kegembiraan ketika kita bisa melawan musuh.
Beberapa ilmuwan berpendapat kalau dalam hidup seseorang merasa kurang sensasi konflik dan bahaya, orang akan cenderung lebih nekat.
7. Pemikir besar jahat sering diyakini masyarakat
Filsuf Thomas Hobbes memiliki pandangan pesimistis terhadap kemanusiaan. Ia terkenal karena pernah menulis bahwa kehidupan manusia dalam keadaan alaminya adalah soliter, miskin, keji, kasar, dan pendek.
Hobbes percaya semua orang mampu membunuh dan ketika dua orang menginginkan hal yang sama maka satu-satunya jalan adalah perang. Dalam benaknya, pemerintah dan masyarakat sipil adalah satu-satunya cara untuk mengekang kekasaran, namun ia mengaku bahkan pemerintah dan elit penuh korupsi.
8. Sejak bayi sudah disuap
Seorang peneliti Arber Tasimi di Yale University percaya kalau bayi bisa menjadi egois jika tidak diberi imbalan. Anehnya, dalam studi ia menemukan kalau balita bisa sangat membantu jika mendapatkan tiga biskuit.
9. Kami memiliki pemerintah
Fakta sederhananya adalah kita memiliki pemerintah. Kita juga percaya pada masyarakat. Sehingga jika tidak ada seseorang yang membuat dan menegakkan hukum, maka kita memiliki sedikit kepercayaan sesama manusia untuk tidak membunuh atau mencuri.
10. Insting hidup sejak dalam kandungan
Insting kita untuk tetap hidup dan bersaing sejak dalam kandungan. Dengan kata lain, kita akan melakukan apa yang diperlukan untuk tetap hidup dan membuat kondisi lebih nyaman untuk diri kita sendiri. (Fit/Abd)