Kisruh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang terus bergulir terkait kongres pemilihan ketua umum pada 26 Maret mendatang semakin panas. Kondisi ini mengudang pengamat sepakbola Indonesia, Titis Widyatmoko untuk menilisik lebih jauh perihal polemik tersebut.
Menurut komentator sepakbola itu, wajah sepakbola Tanah Air tidak dapat berubah jika masih ada unsur politis yang menunggangi sepakbola di Indonesia. Titis menilai, diperlukan keberanian untuk mengintervensi induk sepakbola Indonesia, meskipun FIFA sendiri nantinya akan menjatuhkan sanksi.
Titis mencontoh Nigeria di mana pemerintahnya berani menekan induk sepakbola di negara itu lantaran persoalan korupsi yang menggelayuti Federasi sepakbola Nigeria pada Oktober 2010 lalu.
Hasilnya, Federasi sepakbola Nigeria dibekukan oleh FIFA baik di tingkat klub maupun tim nasional. Negeria pun harus menjalani larangan bertanding di pentas internasional selama dua tahun.
Berkaca dari kasus serupa, Titis menginginkan PSSI untuk sementara waktu harus dibekukan terlebih dahulu dan kembali ke titik nol agar bisa bersih dari kepentingan-kepentingan lain di luar sepakbola.
“Kalau soal intervensi, kita bisa mendapat sanksi dari FIFA berupa larangan bertanding di level Internasional. Tapi dibutuhkan keberanian untuk mengintervensi PSSI. Saya belum melihat orang-orang yang memiliki integritas dan kompetensi untuk memimpin sepakbola Indonesia, termasuk ke empat bakal calon yang maju (dalam Kongres PSSI bulan depan),” ujar Titis melalui sambungan telepon kepada Okezone, Selasa (22/2/2011).
“Saya melihat, nuansa politis masih kental. Kita mengingkan pemimpin yang bisa memajukan sepakbola Indonesia dan tidak ada unsur politis. Diperlukan keberanian untuk mendorong sepakbola Indonesia. Betul-betul bersih dan berkomitmen penuh bagi kemajuan sepakbola Indonesia,” tutup Titis mengapungkan pandangannya mengenai figur yang pantas memimpin PSSI.
sumber : okezone.com
Judul : PSSI Harus Dibekukan
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang PSSI Harus Dibekukan secara lengkap dan detail.