Umat Katolik Larantuka dan para peziarah mengikuti Misa Perjamuan Tuhan pada malam Kamis Putih di Gereja Katedral, Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis (21/4/2011).
Mereka mengikuti prosesi Semana Santa tahun 2011. Pada pagi hari, pintu Tuan Ma (Bunda Maria) dibuka oleh Raja Larantuka. Kemudian dilakukan kegiatan Muda Tuan Ma atau merias patung Bunda Maria. Kegiatan berlangsung di Kapela Tuan Ma.
|
Ritual tahunan prosesi paskah di Larantuka berpusat di Katedral Reinha Rosari Larantuka. |
Setelah itu, umat dan peziarah melakukan cium Tuan Ma (Patung Bunda Maria). Namun, terlebih dahulu keluarga Diaz Viera de Godinho atau keluarga kerajaan yang pertama kali melakukan prosesi cium Tuan Ma.
Hal serupa juga berlangsung di Kapela Tuan Ana (Tuhan Yesus). Patung Tuan Ma atau patung Yesus dimandikan dan dirias oleh suku yang menjaga Kapela. Patung Tuan Ma dan patung Tuan Ana hanya diperlihatkan setahun sekali pada Kamis Putih.
Pada pukul 17.00, pintu Kapela Tuan Ma dan Tuan Ana ditutup sementara agar umat menghadiri Misa Perjamuan Tuhan di Gereja Katedral. Selama ditutup, para ibu terus melakukan mamuji atau melakukan doa melalui kidung pujian.
Di Gereja Katedral, para umat melakukan sakramen ekaristi dengan menerima hosti (roti simbol tubuh Yesus Kristus). Selanjutnya sekitar pukul 20.30 malam para petugas liturgi membunyikan mataraka (alat-alat bunyian dari kayu yang dibunyikan dengan cara diputar) sebagai tanda Yesus Kristus ditangkap.
Bunyi tersebut menandakan pula lonceng gereja tidak dibunyikan sampai malam Paskah. Hal ini untuk menandakan masa berkabung pada saat Yesus Kristus ditangkap, mengalami penderitaan siksaan, dan disalibkan.
Perayaan kemudian dilanjutkan Adorasi Sakramen Maha Kudus atau penyembahan oleh umat di hadapan Sakramen Maha Kudus. Para umat dan peziarah pada pukul 21.00 juga menuju Kapela Tuan Ma dan Tuan Ana untuk melakukan cium Tuan Ma dan Tuan Ana.
Umat dan peziarah percaya jika melakukan cium Tuan Ma dan Tuan Ana dan berdoa maka harapannya akan terkabul. Seperti yang diceritakan Kawa Kleden, warga Larantuka. "Saya pernah mengantar peziarah dari Denpasar. Saat di hadapan Tuan Ma, ia menangis dan meratap hingga matanya bengkak. Katanya ia berdoa sungguh-sungguh agar diberikan keturunan," kisahnya.
Karena itu, tak heran Kapela Tuan Ma dan Tuan Ana tidak hanya dipadati oleh penduduk Larantuka, tetapi juga para peziarah dari daerah lain bahkan mancanegara.
Semana Santa adalah pekan suci yang dimulai dari Minggu Palem sampai Minggu Paskah. Ritual puncaknya pada saat Jumat Agung.
Ritual ini tergolong tua, berlangsung setidaknya selama 500 tahun karena merupakan peninggalan kolonialis Portugis.
Hingga kini, semua serba Portugis, mulai dari ornamen dan perlengkapan yang digunakan dalam pelaksanaan prosesi Jumat Agung adalah warisan Portugis. Bahkan untuk doa dan kidung pujian menggunakan bahasa Portugis.
Judul : Ritual Tua Serba Portugis di Larantuka
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang Ritual Tua Serba Portugis di Larantuka secara lengkap dan detail.